Senin, 10 Agustus 2009

MENGUKUR KECINTAAN KITA PADA DUNIA GURU

led DocumentCinta dapat memberikan kekuatan
Cinta dapat juga menghancur leburkan
Dalam dunia guru, sekilas telintas aktivtas antara seorang guru dan beberapa orang murid, dalam proses belajar mengajar. Guru yang mencintai tugasnya tentu tak akan pernah meninggalkan dan melupakan proses tersebut, guru yang betul-betul menghayati arti proses belajar mengajar, akan terasa bahagianya bisa langsung ber-interaksi dengan siswa-siswanya.
Dalam kenyataannya tidak sedikit rekan guru, merasa mengajar di anggap beban yang begitu berat, terlihat gelisah, hanya memberikan catatan, mengajar secara jarak jauh (istilah rekan-rekan sekarang ngajar pakai remort control). Siswa di suruh mencatat dan ketua kelas di suruh melaporkan kepada guru yang mungkin ada di ruang guru atau di kantin sambil menikmati santapan ringan sambil bercanda dan bergunjing barang kali.
Kenapa hal tersebut bisa terjadi, jawabnya satu kata yaitu CINTA DAN MENCINTAI, kalau seorang guru memang mencintai keguruan, tentu guru tersebut berupaya maksimal, untuk menguasai materi pelajaran, menyatuhkan hati nurani dengan anak-anak didik, agar setiap kata dan tindak tanduknya akan menjadi contoh pembelajaran bagi anak didik.
Kalau guru terbut kecintaannya terhadap keguruan begitu besar, tentu akan merasa malu, bila anak-anak didiknya gagal dalam memahami setiap materi pelajaran yang diberikan, dan selalu berusaha dengan multi metode, agar materi yang diberikan dapat tercapai sesuai dengan target yang telah di programkan.
Permasalahan selanjutnya, tidak sedikit guru berlomba-lomba agar lepas dari tugas mengajar, dengan seribu satu alasan, ada kegiatan ini, kegiatan itu, bahkan tidak sedikit mencontoh guru-guru yang ber ambisi untuk menjadi Kepala Sekolah yang sebagian besar agar terlepas dari Tatap Muka di Kelas ( silahkan Bapak/Ibu Tanya di tempat-tempat Bapak Ibu mengajar, mungkin hanya ada beberapa Kepala Sekolah yang masih setia mengajar disamping tugas tambahannya sebagai pimpinan , karena kecintannya terhadap keguruan)
Disini permasalahan akan timbul kembali, kalau Kepala Sekolah, tidak sama sekali mau mengajar di depan kelas, coba perhatikan PP 74 tahun 2008 Pasal 54 ayat 1

“Beban kerja kepala satuan pendidikan yang memperoleh tunjangan profesi dan maslahat tambahan adalah paling sedikit 6 (enam) jam tatap muka dalam 1 satu) minggu atau membimbing 40 (empat puluh) peserta didik bagi kepala satuan pendidikan yang berasal dari Guru bimbingan dan konseling atau konselor

( download disini http://www.ditjenpum.go.id/hukum/2008/2008/pp/2008pp74.pdf) yang mewajibkan Kepala Sekolah untuk tetap mengajar sekurang-kurangnya 6 jam tatap muka, lalu kenapa sebagian Kepala Sekolah tidak mau lagi mengajar, jawabnya menurut saya, kurang rasa kecintaan terhadap keguruan.

Kalau kita urutkan permasalahn selanjutnya, bagaimana mungkin Kepala Sekolah akan memimikirkan maksimal dalam proses Pembelajaran, kalau dalam dirinya saja tidak tertanam rasa kecintaan terhadap keguruan, lebih ironis nya lagi, mungkin ada sebagian kepala sekolah dengan arogannya menanyakan seputar administrasi keguruan ( beban kerja utama guru dalam PP14 2008), terhadap rekan-rekan guru, sementara yang bersangkutan sendiri, mengajar saja tidak, boro-boro mau membuat perlengkapan administrasi keguruaqn.
Disini menurut saya, salah satu elemen yang perlu dimasukkan dalam sistim perekrutan calon-calon guru pada masa depan atau calon-calon pimpinan satuan pendidikan sampai ke pimpinan vertikal di atasnya, ( item-item untuk mengukur saya yakin sarjana/fropesor psikologi yang lebih tahu)Dari sedikit uraian di atas, mungkin dapat diambil kesimpulan dan dapat kita tanyaSEBERAPA BESARKAH KECINTAAN KITA TERHADAP KEGURUAN ?
Semoga tulisan sederhana ini ada manfaatnya, kenapa rekan-rekan guru yang mendapat tugas tambahan sebagai pimpinan, mohon maaf dengan sebesar-besarnya bila ada kata-kata yang kurang berkenan, dan kepada Allah saya mohon ampun, saya hanya berusaha untuk mencintai dunia keguruan, salah satunya menulis dan mengajak khususnya kepda diri saya pribadi agar tetap cinta dan eksis dalam dunia guru. Teriring salam untuk rekan guru seluruh Indonesia, selamat bertugas semoga Yang Maha Kuasa tetap Menaungi Kita dalam Bertugas.



Selasa, 04 Agustus 2009

Mengadop Sistim Pembelajaran dari Ilmu Komputer.com

Perkembangan ilmu pendidikan Dewasa ini, mau tidak mau, suka atau tidak suka, pemanfaatan Teknologi Internet sudah merupakan kewajiban, hal ini berdasarkan pengamatan selama penulis menjadi Guru, waktu menjadi kendala yang dominan dalam mencapai Target Kurikulum.

bahkan kalau saya perhatikan ada sebagian Guru masih meggunakan metode pengajaran CBSA (Catat Buku Sampai Abis), lucu dan menggelikan menurut saya, waktu siswa habis hanya untuk memindahkan catatan,

padahal metode pengajaran yang hanya mengejar Target Kurikulum, belum tentu akan membawa perubahan yang signifikan terhadap anak didik, baik dari segi knowlage, psikomotor, dll,

Kalau saya lebih berkeinginan melihat ke depan, sampai ke Tujuan Pendidikan Nasional, di antaranya bisa Membangun dirinya sendiri dan bersama-sama membangun Bangsa,

memang kalau kita persempit dari pencapaian Tujuan sampai Tujuan Program Diklat yang kita ajarkan, kita harus merangkai setiap elemen kegiatan sampai ke detailnya termasuk ke pelaksanaan Pembelajaran, jangan sampai menggunakan sistim CBSA di atas

Perkembangan ilmu pengetahuan yang kita ajarkan terkadang dengan perkembangan kebutuhan ilmu untuk menyelesaikan permasalahan di dalam kehidupan nyata, bak deret hitung dan deret ukur dalam matematika.

kalau kita hanya terpaku pada Kurikulum yang tersusun, ilmu pengatahuan yang kita ajarkan akan menjadi stagnan (jalan di tempat).

hal ini, bisa kita beri jalan keluar salah satunya dengan memotivasi peserta didik agar banyak membaca dan mencoba, media yang paling tepat dan yang paling murah adalah internet.

masing-masing guru seharusnya tidak lagi menjadi seorang guru yang apatis, harus mampu mengembangkan diri termasuk mengikuti perkembangan Teknologi IT.
lagi-lagi media yang tepat dan murah, teknologi web site adalah yang paling murah, harusnya seluruh guru mampu untuk membuat website dengah segala astributnya,

seluruh materi, termasuk elektronik book (ebook), perencanaan, info, tugas dan lain lain sebagainya, dapat di kemas dalam satu CD yang harganya paling sekitar Rp.2000 sampai Rp. 4000

sekedar pembanding lihatlah yang telah di rilis oleh Bapak Romi Satria Wahono dari Ilmu Komputer.com, seluruh materi hanya di kemas dalam satu CD, anak bisa membuka seluruh materi, dll nya dalam waktu yang relatif singkat namun padat isinya

sekedar harapan,termasuk dalam diri saya pribadi mari kita kembangkan kemampuan dengan selalu melihat perkembangan kebutuhan ilmu untuk anak-anak didik kita

semoga tulisan sederhana ini ada manfaanya
salam untuk seluruh rekan guru se Indonesia, selamat bertugas